Penemuan jam berawal tahun 2.000 Sebelum Masehi (SM). Saat itu bangsa-bangsa yang terletak di bumi bagian Utara, diantaranya Mesir, Romawi, Yunani, Babilonia dan Cina masih menggunakan jam matahari sebagai penunjuk waktu yang disebut sebagai Sundial.
Di Mesir, Sundial pada awalnya terdiri dari dua bagian, yakni papan berbentuk lingkaran persegi yang ditulisi angka-angka serta sebuah tiang segi tiga (gnomon) yang diletakkan berdiri tegak lurus terhadap papan. Ketika matahari menyorotkan sinarnya maka bayangan gnomon tersebut akan menimpa papan dan menunjukkan waktu saat itu.
Di wilayah itu matahari terbit dari Timur, melewati Selatan, kemudian terbenam di Barat (sebelah kiri). Dengan demikian, maka bayangan penunjuk waktu itu bergerak memutar ke kanan.
Dari pergerakan bayangan inilah arah perputaran jam mesin modern dibuat dari kiri ke arah kanan.
Lantas, mengapa arah perputaran jam yang dipakai bukan arah di Bumi bagian Selatan? Itu karena Bumi bagian Utara merupakan daerah pusat lahirnya peradaban di Bumi.
Lain ceritanya kalau saat itu pusat lahirnya peradaban di Bumi terletak di Bumi bagian Selatan, bisa jadi arah jarum jam bergerak dari kanan ke kiri.
(Dari berbagai sumber)