Sebelum adanya emansipasi wanita oleh R.A Kartini, kedudukan wanita dianggap sangat jauh di bawah laki-laki. Namun, ratusan tahun sebelum Kartini lahir, ada sosok perempuan tangguh yang sanggup membuat penjajah segan untuk menyerang. Siapakah dia?
Dia adalah Laksamana Malahayati, seorang laksamana perempuan pertama di dunia yang memimpin pertempuran di laut. Tokoh pahlawan yang satu ini mungkin masih terdengar asing bagi kalian.
Malahayati merupakan putri Raja yang ketika muda mengenyam pendidikan militer dan ilmu kelautan di Baitul Maqdis, Pusat Pendidikan Tentara Aceh. Di sana ia dekat dengan perwira muda yang kemudian menjadi kekasihnya— suaminya.
Awal perjuangannya melawan penjajah ialah ketika Portugis menyerang di teluk Haru. Kala itu, suaminya, Laksamana Zainal Abidin, gugur.
Sepeninggal suaminya, Laksamana Malahayati membentuk pasukan yang terdiri dari janda perajurit Aceh yang gugur dalam peperangan. Semangat juangnya semakin membara. Pasukan yang ia buat diberi nama Inong Balee
Selain menjadi perempuan Aceh pertama yang menyandang pangkat Laksamana, Keumalahayati juga berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Bahkan pimpinan pasukan Belanda ini, Cornelis de Houtman, meninggal dunia di tangan perempuan tangguh ini. Sedangkan wakil komandan armada Belanda, Frederick de Houtman, tertangkap. Penangkapan Frederick ini kemudian menghasilkan sebuah perundingan damai. Belanda akhirnya harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh.
Akhir kisah, pada tahun 1606 Laksamana Malahayati gugur saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin Laksamana Alfonso De Castro. Kini, Malahayati telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Laksamana Malahayati dimakamkan di Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar. Figur wajahnya dapat dilihat di Museum Bahari karena jasa-jasanya mengamankan laut dari penjajah.
Penulis : Prihandini
Editor : Fahar Baswara W.