Mari kita mengulas kembali apa yang terjadi di Indonesia pada Agustus 1945. Saat itu, Indonesia sedang dijajah Jepang. Bahkan setelah negaranya dibom dan dikalahkan sekutu, Jepang masih menghantui Indonesia. Para golongan tua cemas karena Jepang yang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, kalah melawan sekutu. Sulit untuk melawan Jepang, karena sekutu pun belum pasti menerima kemerdekaan Indonesia. Mungkin begitu pikiran golongan tua kala itu.
Berbeda dengan golongan muda. Mereka melihat kekalahan Jepang ini sebagai kesempatan. Mereka tidak mau membuang-buang peluang emas untuk merdeka.
Untuk mendesak agar proklamasi dilakukan secepatnya, diculik lah Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Salah satu penculik itu bernama Wikana. Sayangnya, usaha ini pun tidak membuat Soekarno Hatta memproklamasikan secepatnya. Di sisi lain, peristiwa penculikan ini membuat proklamasi Indonesia semakin murni tanpa ada campur tangan Jepang.
Tidak berhenti di situ, Wikana muda juga memikirkan secara matang tentang kemerdekaan Indonesia. Ia sebagai anggota Kaigun (baca : Angkatan Laut Jepang) berhasil mengamankan peristiwa proklamasi dari ancaman Jepang dengan cara menemui Tan Malaka yang selama pendudukan Jepang bersembunyi di Bayah, Banten Selatan. Setelah bertemu dengannya, Wikana semakin yakin bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamirkan.
Tanpa keberanian Wikana dan teman-teman pemuda lainnya, Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia tidak akan sempurna.
Penulis : Prihandini
Editor : Fahar Baswara